Suara azan berkumandang, terlantun dengan mesra setiap hari sebanyak lima kali. Namun, masih banyak manusia yang tak menyadari bahkan berpura-pura tak mendengarnya. Adakah yang lebih besar dari-Nya? Jika tidak ada, mengapa diri ini selalu menganggap kecil ketika panggilan-Nya telah tiba sehingga berani meremehkan walau sesaat.
Apakah yang kita lakukan pada saat azan berkumandang? Apakah bergegas menuju panggilan-Nya ataukah tetap berdiam diri dengan aktivitas dunia? Jika kita tetap melaksanakan aktivitas dunia padahal panggilan itu telah dating, berarti kita masih menganggap panggilan itu adalah hal yang kecil.Tetapi, jika kita bergegas menuju panggilan-Nya ini berarti kita menyadari bahwa kita sedang menuju urusan yang besar.
Bagaimana mungkin kita dapat merasakan kebesaran-Nya jika diri ini sering lalai dalam mendekati-Nya dan tak menyadari bahwa manusia itu kecil.
Di dalam salat manusia diajarkan untuk mengakui bahwa dirinya rendah, hina, kecil. Zat yang dia sembah dan dia minta itulah yang Maha Besar dan Maha Kuasa.
Allahu Akbar, Allah Maha Besar.
Adakah yang lebih besar daripada-Nya? Jika tidak ada, mengapa diri ini selalu merasa besar dan berani meremehkan panggilan-Nya?
Manusia diciptakan dari setetes sari pati tanah, kemudian masuk ke dalam rahim dan berproses menjadi segumpal darah kemudian menjadi segumpal daging. Lalu membentuk tulang belulang yang dibungkus oleh otot-otot. Tahap selanjutnya, semua tulang yang ada di janin terbentuk dengan sempurna menjadi seorang bayi.
Manusia diciptakan dari setetes sari pati atau lebih dikenal dengan air mani. Apakah manusia itu besar? Tidak, setetes air pun jika dilihat dengan seksama sangat kecil. Dan itulah gambaran manusia ketika diciptakan. Seiring berputarnya waktu, manusia tak menyadari bahwa dirinya tercipta dari hal yang sangat kecil. Ia pun semakin bangga dan menyombongkan diri berada di dunia. Merasa dirinya paling besar dan berkuasa atas apapun yang ia lakukan. Apabila manusia sadar bahwa Dialah yang paling besar, maka semua urusan yang ada di dunia ini menjadi sangat kecil bahkan tidak ada apa-apanya lagi dibandingkan dengan kebesaran-Nya.
Tak cukupkan manusia diperingatkan bahwa dirinya kecil ketika azan berkumandang setiap hari? Tanda-tanda kebesaran-Nya sungguh bertaburan di muka bumi ini. Tetapi, hanya segelintir orang yang memahami dan menyadari tanda-tanda tersebut. Lewat azan yang terlantun, manusia diingatkan untuk mendekatikan diri dan mengakui ada Zat Yang Maha Besar. Tak sadarkah selama ini manusia dengan hal ini?
Bumi pun kecil ketika dibandingkan dengan planet-planet yang ada di luar angkasa sana. Tak sadarkah kita dengan hal ini? Manusia hanya sebutir debu yang beterbangan di gurun pasir yang sangat luas. Bak sebutir buih di samudra yang terbentang lebar.
Dengan menyadari diri manusia kecil, berarti kita mengakui akan adanya Yang Maha Besar. Manusia yang kecil tak akan berdaya apa-apa tanpa bantuan dan kekuasaan Yang Maha Besar.
Adakah yang lebih besar dari-Nya? Jika ada, adakah yang mampu menyebutkan apa atau siapa yang lebih besar?
Hati kecil manusia akan berkata, manusia itu kecil dan Dia itu Maha Besar. Tak ada yang mampu menandingi apalagi melebihi kebesaran-Nya. Selama ini manusia tidak menghiraukan suara hati kecilnya sehingga dia berani berbuat di luar perintah dan melanggar larangan-Nya. Bukankah suara hati itu berbicara saat kita hendak melanggar perintah-Nya?
Namun, suara hati yang berbicara itu terkadang tak terdengar oleh diri yang sudah berlumur dosa sehingga tetap melaksanakan keburukan-keburukan yang semakin menjauhkan diri dari-Nya. Apakah ini sering terjadi pada diri manusia? Berhentilah sesaat, dengarkan kata hati yang tak pernah berdusta. Ia akan memberontak jika diri manusia berbuat keburukan dan ia akan selalu mendukung jika manusia berada di jalan kebaikan.
Allahu Akbar, Allahu Akbar!
Kalimat tersebut tertera dengan jelas, memang Dialah yang Maha Besar. Dia-lah yang memiliki sifat dan zat segala-galanya yang tak bisa dibandingkan dengan sesuatu apapun. Tegurlah diri yang kecil ini jika hendak berbuat di luar jalan yang lurus. Berontaklah diri yang hina ini jika ia semakin berani menjauhi perintah-perintah-Nya dan mulai berani mendekati larangan-larangan-Nya.
Sadarlah. Bahwa diri ini kecil. Ia ingin mendekati Zat Yang Maha Besar untuk meminta pertolongan dan perlindungan. Hanya kepada-Nyalah kita meminta pertolongan dan perlindungan.
Semua yang ada di dunia ini kecil. Manusia pun kecil. Tak ada yang lebih besar dari-Nya. Sesuatu yang kecil hendaknya tunduk pada yang besar. Ia akan hanya melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Jika semua yang ada di dunia ini kecil maka dengan tegas kita akan mengatakan, “Tak ada yang lebih besar daripada-Nya”. Ucapkanlah dengan suara lantang dan penuh kenyakinan, “Allahu Akbar, Allahu Akbar”.
Subhanallah…. luarbiasa FLP