Oleh AFIFAH AFRA, Ketua Umum FLP. FLP.or.id – Hari ini (22 Februari-red) FLP genap 21 tahun. Bukan perkara mudah menjaga keberlangsungan sebuah organisasi. Terlebih organisasi literasi, yang tidak memberikan keuntungan finansial. Di FLP yang dikuatkan adalah berkorban, berkorban dan berkoban. Iuran, iuran dan iuran. Dompet kami, brankas kami. Dompet kempes, brankas ikut kempes, tetapi anehnya, semangat tetap bergelora.
Aneka kegiatan diadakan, dari skala nasional hingga taman-taman bacaan di pinggir jalan, atau diskusi-diskusi kepenulisan, keorganisasian dan keislaman yang cukup dengan lesehan di bawah pepohonan pun jalan.
Jarang yang bisa bertahan dengan organisasi model begini, dibandingkan misalnya dengan organisasi lain, di mana saat Munasnya, hotelnya gratisan, pesawatnya dibayari, bahkan masih membawa amplop uang saat kembali.
Jarang yang bisa bertahan dengan organisasi model begini, terlebih yang telah terbiasa mengukur waktu dan kegiatan dengan imbal balik berupa dana.
Tapi, saya sungguh bahagia bergabung dengan organisasi ini. Tahun 2000 saya bergabung, hingga kini masih terus aktif, dan insyaAllah akan terus berusaha berkontribusi. Sebab, di wadah ini, saya merasa bahwa energi saya tersalurkan dengan semestinya.
Bangsa ini harus mengembalikan periode literasi yang tercuri, dan FLP adalah agen yang diutus untuk mengambil periode itu dari si pencuri.