SOLO-Muhammad Zein Maulana berhasil meraih suara terbanyak pada pemilihan ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Solo Raya dalam Musyawarah Cabang (Muscab), yang berlangsung di Ruang Seminar Masjid Nurul Huda kampus UNS, Selasa (1/5/2018). Zein meraih 14 suara, mengungguli dua kandidat lain, yakni Mohammad Dafit Pitoyo (10 suara) dan Aisyah Badres (6 suara). Pemilihan ketua menggunakan sistem voting terbuka yang diikuti seluruh peserta Muscab. Dengan hasil suara tersebut, mahasiswa semester akhir Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Surakarta ini resmi memimpin FLP Cabang Solo Raya periode 2018-2020. Dia menggantikan Opik Oman yang menjadi ketua FLP Solo periode sebelumnya.
Untuk memperkuat kepemimpinannya, Zein langsung menunjuk beberapa orang sebagai pengurus inti. Dafit Pitoyo diserahi amanat sebagai sekretaris dibantu Ciani, bendahara dipercayakan kepada Nadda, sedangkan Aisyah Badres sebagai koordinator bidang kaderisasi. Tapi dia berjanji segera melengkapi dan menyempurkan susunan kepengurusan.
“Dalam beberapa hari ke depan, kita akan kumpulkan teman-teman, terutama kakak-kakak senior untuk rapat koordinasi. Kita sempurnakan susunan pengurus yang baru dan membahas program kerja. Kami minta saran para senior. Intinya, kita libatkan semua,” ujar pria lajang lulusan Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo ini.
Pulanglah Untuk Cinta
Muscab FLP Solo kali ini terasa istimewa. Promotor kegiatan, Aris El-Durra, memadukan acara Muscab dengan reuni aktivis FLP Solo dari semua angkatan. Tagline yang diusung pun cukup menyentuh, Pulanglah Untuk Cinta. Puluhan senior FLP Solo terlihat hadir. Diantaranya, Rianna, Asri Istiqomah, Ungu Lianza, Abdul Wahab, Ranu Muda, Diah Cimut, dan Trimanto.
Muscab juga diramaikan acara Bedah Buku Spesial dengan tema “Ada Apa di Balik Jeruji Bui dan Pesantren?” yang menghadirkan para penulisnya. Mereka adalah Ranu Muda, penulis buku “Salam Jari Dari Bui” dan Aisyah Badres dengan karyanya “Catatan Harian Anak Pesantren.” Kegiatan ini dipandu Ahmad Nasri, seorang Announcer di RDS.
Untuk membangkitkan semangat anggota FLP, seorang panitia muscab, Diah Cimut memutar dokumentasi aktivitas FLP Solo. “Ini hanya sekilas. Sebuah kenangan, dengan kebersamaan, senyum ceria dan semangat, kita bisa berkarya.”
Benahi Struktural FLP
Opik Oman, ketua FLP Solo periode 2015-2017/18 dalam laporan pertanggungjawaban (muhasabah) mengaku, selama kepemimpinannya terdapat banyak kekurangan. Salah satunya kondisi personal di struktural kepengurusan.
“Banyak kekurangan, diantaranya kondisi personal di struktural kepengurusan, sehingga beberapa kegiatan penting hasilnya kurang maksimal. Meski demikian, dalam rentang waktu dua tahunan telah menorehkan beberapa kegiatan yang cukup berarti. Misalnya, Kelas Menulis Cerpen (Kemecer), menerbitkan buku Antologi karya anggota (3 judul), dua kali melaksanakan rekrutmen anggota baru melalui Pelatpulpen, dan mengadakan seminar nasional dalam rangka milad ke-21 FLP,” terang Opik.
Soal lemahnya struktural kepengurusan ternyata menjadi perhatian Asri Istiqomah, ketua FLP Solo 2011-2013, dan Riannawati, salah satu pengurus FLP Pusat divisi kaderisasi yang ikut hadir di Muscab FLP Solo.
Asri mengharapkan pengurus baru bisa membenahi masalah struktural tanpa mengabaikan sisi kultural. “Saya salut dengan kepemimpinan Mas Opik yang mengandalkan sisi kultural. Bahkan saya ngefans dengan karya-karyanya. Tetapi dari sudut pandang struktural, kurang efektif. Ini menjadi pembelajaran bagi pengurus baru nanti,” pesan Asri.
Sedangkan Rianna menyatakan, FLP periode kepemimpinan Afifah Afra saat ini melakukan penataan organisasi dengan serius. “Kasus adanya struktur yang tidak jalan di beberapa daerah menjadi pertimbangan pengurus pusat untuk melakukan penataan organisasi. Termasuk menetapkan standar kompetensi bagi anggota. Intinya, ketertataan dalam segala hal,” tegas dosen Sastra UNS ini.
Rian menyatakan, belajar dari pengalaman, dalam menyusun kepengurusan, setiap divisi agar tidak hanya diisi satu orang. Tujuannya supaya kegiatan organisasi tidak macet.
Dalam kesempatan tersebut Rian membuka kembali lembaran sejarah perjalanan FLP Solo. Rian termasuk salah seorang yang di masa awal berdirinya FLP Solo tahun 2002 ikut berjuang bersama teman-teman untuk menghidupkan kegiatan. <Suparto>