Senin, November 25Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Tips Menulis ala Afifah Afra

SOLO – Dalam kepenulisan kita mengenal fiksi dan non fiksi, menulis itu merupakan habit yang memerlukan knowledge (pengetahuan) dan skill (kecakapan).

“Fiksi dan non fiksi itu panjang sekali jika dibahas tapi perbedaan yang dapat atau mudah dipahami adalah, fiksi membutuhkan analitik interpretasi dan non fiksi hanya di daerah akademisi,” ungkap Afifah Afra saat memberikan meteri workshop kepenulisan di acara Pelatpulpen 15 yang diselenggarakan oleh FLP Solo di Hotel Grand Sae, Ahad (22/10/2023).

Karena  fiksi sering berada di ranah-ranah hiburan maka fiksi sering sekali menggunakan kalimat imajinatif. Sedangkan non fiksi membutuhkan analitik dan data-data pembuktian.

Dalam kesempatan tersebut Afra lebih memilih membahas seluk beluk cerpen sebagai salah satu contoh tulisan fiksi sedangkan non fiksi, tulisan artikel menjadi bahasan pada workshop tersebut.

Menurutnya, cerpen itu membutuhkan narasi tapi belum tentu juga fiksi, dan cerpen memerlukan ploting cerita, yang mana plot merupakan intisari cerita, tokoh yang ada dalam cerita

“Plot dalam cerpen biasanya didramatisir, plot dibagi 3 tahap. Tahap konflik rendah, konflik sedang dan konflik klimaks,”ungkap Pimpinan Redaksi fiksiIslami tersebut.

Cerpen diidentikkan sebagai sastra karena sastra tujuanya menghibur dan hiburan ada konflik di dalamya. Proses penulisan cerpen meliputi plotting cerita (eksplorasi tokoh dan setting), konsep cerita, ringkasan cerita, outline.

Perbedaan antara konsep cerita dengan ringkasan cerita, konsep cerita masih bersifat global, hanya menggambarkan jalan cerita secara umum.

Sedangkan ringkasan cerita sudah lebih mendetail, dengan memperlihatkan siapa-siapa tokohnya,  apa atributnya, bagaimana settingnya, detail jalan cerita, dialog-dialog kunci yang mungkin akan kita tuliskan di cerpen.

Sementara contoh karya yang masuk dalam kategori non fiksi adalah artikel. Artikel mempunyai peluang menulis lebih besar di surat kabar atau media, opini terdapat masalah, teori, logika, solusi.

“Artikel atau opini sendiri adalah berisikan opini/pendapat yang isinya meliputi gagasan, yang berisi ide-ide, kritik, saran, atau pemikiran, disertai dengan bukti bukti yang kuat,”katanya.

Ketua Umum FLP Periode 2017-2021 itu menambahkan, tujuan dari artikel opini memberikan persuasi(ajakan) argumentasi atau penjelasan yang terang-benderang agar pembaca menerima dan mengikuti pendapat tersebut.

Artikel ekposisi pertama menentukan judul dimana berawal dari pernyataan yang didukung oleh argumen yang dikemukakan dalam karangan.

Pokok-pokok pikiran, pendapat yang ingin disampaikan kepada pembaca, dalam  skema artikel eksposisi terdapat pendahuluan, masalah, rederensi data, solusi, kesimpulan.

Dalam kesempatan tersebut Afifah juga memberikan motivasi pada peserta, menjadi penulis itu mempunyai banyak manfaat. Jika karnyanya menginspirasi maka besok di akhirat akan menjadi passive income, mempunyai amal jariah yang pahalanya tidak akan terputus.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pin It on Pinterest

Share This