Selasa, November 26Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Tag: Muslim Exchange Program (MEP)

[Seri Dua Minggu di Australia (Bag.5)] Bertanya pada Ahli Dzikr

[Seri Dua Minggu di Australia (Bag.5)] Bertanya pada Ahli Dzikr

Kepenulisan, Pojok
Al Anbiya 7 Dua orang siswi duduk santai di depan sebuah gawang kecil berwarna putih-oranye. Mereka baru saja bermain bola kaki dengan beberapa siswi lainnya. Pakai jilbab, kaos panjang, dan celana training. Tak jauh dari situ beberapa siswa juga sedang duduk santai setelah setelah bermain bola. Ini pemandangan pertama saat kami memasuki Senior Campus Australian International Academy (AIA) yang terletak di 56 Bakers Road, North Coburg. Kata Rowan Gould, Coburg adalah salah satu kawasan yang banyak dihuni imigran muslim dari Timur Tengah. Mengutip Abdullah Saeed (2003) dalam Islam in Australia, untuk Melbourne komunitas Islam juga dapat ditemukan di Meadow Heights, Reservoir, Dallas, dan Noble Park. Melihat jadwal, kami rencana bertemu dengan Abdul Karim Galea, pimpinan Kampus AIC Melbourn...
[Seri Dua Minggu di Australia (bag.4)] MIE GORENG, BALCOMBE, DAN GREEDY KANGAROO

[Seri Dua Minggu di Australia (bag.4)] MIE GORENG, BALCOMBE, DAN GREEDY KANGAROO

Kepenulisan, Pilihan Editor, Pojok
Mie Goreng dan Sepasang Kekasih Jam menunjukkan pukul 06.30. Ahmad Saifulloh mengambil dua bungkus mie goreng. Dimasukkan ke dalam panci kecil dengan dua butir telur yang telah disiapkan Ibu Chris di lemari pendingin. Aromanya sudah mulai terasa saat saya keluar dari kamar. “Mas, sarapan dulu. Ada indomie di panci,” kata Mas Ahmad. Merasa cukup lapar pagi ini, saya bergegas mengambil piring, dan mencoba masakan lelaki berhati lembut asal Ponorogo itu. “Indomie-nya enak Mas. Saya tambah lagi, gak apa-apa, ya?” “Monggo, Mas. Itu buat antum, kok, semuanya.” Tiba-tiba saya teringat masa-masa ketika jadi santri. Kadang kalau makanan di math’am habis (kata teman-temanku, dalam hal makanan jangan pakai istilah sabar, karena man shabara, intaha—siapa ‘bersabar’, kehabisanlah dia) dan keuangan l...
[Seri Dua Minggu di Australia (bag.3)] ABC, Abdullah Saeed, dan Yahudi Muda

[Seri Dua Minggu di Australia (bag.3)] ABC, Abdullah Saeed, dan Yahudi Muda

Kepenulisan, Pilihan Editor, Pojok
Dua Minggu di Australia: Catatan Peserta MEP Grup 1 2015 Langkah Panjang hingga Konflik Peradaban Hari masih pagi. Seorang wanita paruh baya berjalan di depan Ganache Chocolate. Mengenakan kaos lengan panjang berwarna cokelat muda dan menenteng sebuah tas, ia berjalan agak cepat. Orang sini langkahnya panjang-panjang, saya bergumam di dalam hati. Sudah lebih dari dua puluh jam saya melihat langkah-langkah panjang itu di negeri asli para Kangguru dan Koala ini. Tak jauh dari situ, beberapa orang—dengan langkahnya yang panjang juga—menyeberang Collins Street, sebuah jalanan ‘tua’ yang jika kita berjalan terus ke arah timur akan tiba di gedung Parliament House-nya negara bagian Victoria, tak jauh dari St. Patrick’s Cathedral. “Orang di sini langkahnya panjang-panjang ya?” tanya saya pada...
[Seri Dua Minggu di Australia (bag.2)] Bertemu Professor Pookong Kee

[Seri Dua Minggu di Australia (bag.2)] Bertemu Professor Pookong Kee

Kepenulisan
Dua Minggu di Australia (2): Catatan Peserta MEP Grup 1 2015 Tiba di Melbourne Pukul sepuluh kuranglebih waktu setempat. Kami tiba di Melbourne setelah ketinggalan pesawat karena cukup lama ‘antri’ pemeriksaan bagasi di Customs & Border Protection. Berlapis-lapis pemeriksaan membuat jarak antara landing di Sydney dengan take off ke Melbourne menjadi sangat cepat. Selain pemeriksaan pakai detector dan semacamnya, beberapa anjing juga mengendus koper kami. Masing-masing menjaga jarak dengannya. “Untuk memastikan tidak ada narkoba,” kata salah seorang kawan. Untuk masuk ke negara orang memang kita diminta untuk men-declare apa-apa yang kita bawa, kemudian diperiksa lagi beberapa lapis. Walau kita sudah berlari-lari dorong bagasi, tetap waktunya tidak cukup. Tapi baiknya kami tetap bis...
[Seri Dua Minggu di Australia (bag.1)] Kali Pertama ke Negeri Kangguru

[Seri Dua Minggu di Australia (bag.1)] Kali Pertama ke Negeri Kangguru

Kepenulisan, Pojok
Dua Minggu di Australia (1): Catatan Peserta Muslim Exchange Program (MEP) Grup 1 2015 “Bagi orang yang dibesarkan di kampung, luar negeri adalah maju, modern, dan bangunannya tinggi-tinggi.” Bayanganku waktu kecil seperti itu. Luar negeri juga, dalam bayangan saya waktu kecil, adalah: Kristen. Orang-orang Barat, dalam pandangan masa kecil, adalah orang-orang Kristen, persis seperti pertanyaan salah seorang keluarga saya beberapa waktu lalu di Tobelo, sebuah kota kecil di utara Pulau Halmahera, seminggu setelah kembali dari Australia, “Apa ada orang Islam di Australia?” Catatan ini saya tulis memiliki beberapa tujuan: (1) sebagai kenangan bagi diri saya sendiri bahwa pada bagian tertentu dalam hidup, saya pernah mendapatkan kesempatan berharga untuk melihat negeri tetangga di benua sebe...

Pin It on Pinterest