Selasa, 7 November 2017. Ibukota jelang tengah malam. Berhubung delegasi Munas FLP IV dari Kalimantan Tengah akan kembali ke daerah asalnya dengan transit Jakarta, maka Divisi Jarwil BPP menyempatkan untuk menggelar kopi darat. Tujuannya untuk mengeratkan koordinasi FLP wilayah Kalimantan Tengah dengan Divisi Jarwil BPP. Maka malam ini, hari kedua pasca Munas IV FLP, saya yang diamanahi sebagai Koordinator Divisi Jarwil BPP bersilaturrahim dengan dua delegasi Kalimantan Tengah tersebut di bilangan Pejaten, Jakarta.
Keduanya adalah Ketua (Ruspita N. Hambrin / Ita) dan Kaderisasi (Yunia Praptawati) FLP wilayah Kalimantan Tengah. Pertemuan dimulai dengan rekam ulang perjalanan FLP Kalimantan Tengah. Bahwa FLP Kalteng telah berdiri sejak 8 April 2012, sayangnya sejak 2015 terjadi kemandegan organisasi. Sebabnya, beberapa pengurus sibuk dengan pekerjaan dan organisasi lainnya, sebagian bahkan mengundurkan diri. Adapun yang bertahan hanya 4 orang, masing-masingnya berada di daerah yang berbeda.
Kepengurusan sekarang yang dipimpin oleh Ita sesungguhnya kepengurusan lama sejak masih sama-sama kuliah di Palangka Raya. Terutama Ita dan Yunia yang bersama kuliah di Universitas Palangka Raya, serta Siswanto -Bendahara FLP wilayah Kalteng- yang kuliah di IAIN Palangka Raya. Sedangkan Wahyu -Sekretaris FLP wilayah Kalteng-, kuliahnya di Unlam – Banjarmasin, yang dahulu aktif di FLP Banjarbaru. Kepengurusan inilah yang kini berlanjut mengelola FLP Kalteng, yang tentu masing-masing pengurus telah kembali ke daerah asalnya setelah selesai kuliah. Jadilah empat orang pengurus itu saling terpisah kota. Bahkan Ita selaku Ketua pun kini menetap di kabupaten Lamandau, yang jaraknya dengan ibukota provinsi sekitar 10 sampai 13 jam dengan bus atau travel.
Walaupun demikian, FLP wilayah Kalteng membawahi dua cabang, yaitu FLP cabang Palangka Raya dengan Ketua Ahmad Muhajirin dan FLP cabang Sukamara dengan Ketua Siti Nuraini. Masing-masing cabang itu memiliki anggota sekitar 6 dan 7 orang, dengan pusat di Universitas Palangka Raya dan di kota Sukamara. Cabang Sukamara inilah yang pada Munas lalu juga mengirimkan dua delegasinya. Dan, sebenarnya ada satu cabang lagi yang akan dirintis oleh Sekretaris (Wahyu), yaitu FLP cabang Sampit.
Profesi Ita dan Yunia sebagai pengajar PAUD dan SMK, sebenarnya bisa diselaraskan dengan program pelayanan FLP berupa bimbingan literasi siswa maupun memfasilitasi TBM di sekolah terkait. Bahkan yang SMK bisa berupa ekstra kurikuler menulis sebagai sarana menambah personil FLP Kalteng. Kepada keduanya, saya berpesan agar dengan keterbatasan kader, FLP Kalteng sebaiknya fokus dengan kaderisasi. Minimal memfasilitasi SDM yang sudah ada untuk berkarya dan meningkatkan kualitas karya. Selain itu, alih-alih sekadar membuat acara umum, akan lebih efektif dan efisien bila pengurus FLP Kalteng fokus memastikan kehadiran FLP di tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat Kalimantan Tengah. Dengan kemampuan menulis, FLP Kalteng bisa mulai melayani para tokoh umat di Kalteng, berupa menuliskan keilmuan mereka maupun pelajaran hidup mereka. InsyaAllah, bila itu dilakukan secara kontinyu, masyarakat akan merasakan manfaat kehadiran FLP. Wallahu’alam.
Jakarta, 7 November 2017
Irfan Azizi
Koordinator Divisi Jarwil BPP