Selasa, November 26Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Ketika Anak Menghadiahkan Buku

Anak kita, kadang memberi hadiah tak terduga.

Semalam bongkar-bongkar lemari, nyari buku. Tetiba mata tertumbuk pada sebuah hadiah, yang lama kusimpan. Hadiah dari anakku, di ultahku beberapa bulan lalu.

Dia anakku, sering banget buat ketawa. Lucu. Tapi anaknya keras dan gak bisa dikerasin, kalau ortunya bersikeras dia akan tambah mutung! Untuk itulah, kadang bikin emosi ortu tambah memuncak. Waktu kecil, imut. Gedenya, sparing partner buat adu mulut dan dengan pemikiran kritisnya, mana bisa orang tua main perintah direktif begitu aja? Intinya, dia dengan Abah Umminya paling seru kalau berantem. Ngelus dada jadinya.

Tetapi, pada diri anak kita yang sering kita anggap bandel dan keras kepala, Allah SWT sembunyikan hati yang lembut. Dalam film Crouching Tiger, Hidden Dragon 2, anak tipe begini dikatakan sebagai “Anak Singa yang Mengaum Lembut.”

Ini tulisannya di buku notes yang ia rancang sendiri desainnya, ia cetak sendiri, dan sembunyikan dariku sampai di hari ultahku Februari lalu.

“Mungkin ini bukan hadiah terbaik,
Mungkin ini bukan hadiah termahal,
Mungkin ini bukan hadiah terindah

Tapi sayangku ke Ummi adalah yang terbaik, termahal dan terindah

Selamat Ulang Tahun Ummi

Semoga Allah mempertemukan kita sekeluarga di satu atap di surga nanti.”

-Dari anakmu yang akan jadi sarjana-.

Ah, Nak, kadang kamu mengaum keras karena sedang belajar menapaki kehidupan. Bukan berarti kepribadianmu yang buruk. Kadang, kamilah orangtua yang memaksamu segera menjadi singa dewasa.

Pertama kali terbit di Facebook Sinta Yudisia tanggal 12 Oktober 2018.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pin It on Pinterest

Share This