NGAWI, FLP.or.id – Bagi pribadi muslim, aktivitas berdoa umumnya sudah biasa. Lumrah dikenal ungkapan-ungkapan seperti doa adalah senjatanya orang beriman, doa adalah induknya ibadah, yang tak lain berasal dari perkataan Rasulullah SAW.
Bagi muslimah seperti Sinta Yudisia, keterkabulan doa menjadi pengalaman berkesannya baru-baru ini.
“Allah Maha Mendengar. Tiap pulang kampung ke arah Tegal dan Yogya, kami seringkali melintasi Gontor Putri. Hatiku berbisik: keren banget pesantren putri ini. Masyaallah, kemari diundang untuk mengisi motivasi menulis dan bedah buku Reem,” tulis Ketua Umum Forum Lingkar Pena (FLP) 2013-2017 itu dalam status Facebook yang ia beri judul “Doa Lintasan Hati” pada Senin (8/1/2017).
Anggota Dewan Pertimbangan (DP) FLP 2017-2021 itu memang didapuk sebagai pembicara tunggal dalam temu wicara yang memgangkat tem “Inspirasi Muslimah di Era Modern”. Acara berlangsung di Aula Kuliyatil Banaat Pondok Pesantren Gontor Putri 1.
Buku Reem sendiri adalah bukunya yang ke-61 dan novelnya yang ke-19 terbitan pertengahan 2017 lalu. Novel karya ibu empat anak berkisah tentang sosok Reem, perempuan berdarah asli Palestina, tapi juga mengalir darah Indonesia dari ibunya yang asal Kalimantan. (syud)