Fes – Forum Lingkar Pena Maroko, Ahad, (10/4/16) mengadakan agenda perdana, Launching dan Pelatihan Perdana. Agenda yang berlangsung melalui dua sesi; sesi pertama launching dengan perkenalan sejarah Forum Lingkar Pena dan diresmikannya FLP Wilayah Maroko, dilanjutkan pemaparan materi kepenulisan dengan tema Travel Writing, sesi kedua praktek kepenulisan membuat narasi pendek yang selanjutnya akan dikritisi satu persatu dari setiap peserta.
Acara yang dimoderatori oleh Basyir Arif, menghadirkan narasumber terkenal yang sudah lama aktif di Forum Lingkar Pena, Imazahra Fatimah dan Risyan Nurhakim, pasangan suami-istri ini berhasil memompa semangat peserta untuk bisa menyalurkan tulisan-tulisannya melalui media.
Diawali dengan pemaparan akan pentingnya menulis, diantaranya menjadikan amal jariyah, mengeksistensikan diri, dan mengeksistensikan ide permikiran. “Dunia Barat Islam begitu penting sumbangsihnya dalam sejarah Islam, sebut saja karya Imam asy-Syathiby yang menjadi rujukan utama kajian al-Maqashid asy-Syar’iyyah dikalangan cendikiawan kontemporer saat ini,” tutur Risyan Nurhakim dengan logat Sunda yang khas ketika menyampaikan materinya.
Setelah itu, Imazahra Fatimah menjelaskan tentang perkembangan dunia kepenulisan saat ini, Ia berpendapat bahwa semua jenis profesi membutuhkan keahlian menulis, maka begitu pentingnya dunia kepenulisan saat ini. Ia memotivasi peserta untuk membuat branding dan aktif menggunakan media sosial untuk menyuarakan diri. Begitu banyak Travel Writer yang sukses menulis di blog mereka.
Selain itu, Imazahra Fatimah menjelaskan bahwa membaca tidak hanya dengan buku saja, ada juga membaca melalui lingkungan. Terkadang cerita yang paling membius hadir di lingkungan sekitar. Dengan menjadikan lingkungan sebagai sumber ide, maka kreatifitas sangat dibutuhkan untuk mendapatkan ide-ide tersebut.
Salah satu pertanyaan terlontar dari peserta. “Bagaimana mengatur waktu untuk bisa menulis aktif sedangkan sebagai mahasiswa kami disibukkan oleh rutinitas formal? Bagaimana solusinya?” tanya Arif Afandi Zarkasyi, menjabat sebagai Sekretaris FLP Wilayah Maroko. Imazahra Fatimah menjawab bahwa semua bisa diatasi dengan menulis apa yang disukai seperti pengalaman kesibukan mahasiswa dengan rutinitas formalnya tersebut.
Pertanyaan terlontar dari peserta lainnya. “Bagaimana caranya agar tulisan dihargai oleh orang lain?” tanya Shoddiq Ben Hassan. Imazahra Fatimah menjawab jika selesai menulis, usahakan tulisan tersebut dikirimkan kepada teman sebagai proof reader untuk dikritisi dan diminta feedback-nya.
Sesi kedua tidak kalah menariknya, semua hasil dari tulisan peserta dikritisi satu persatu. Hibernasi, tulisan dari Agus G. Ahmad mendapat apresiasi dari narasumber. Ia memulai narasi penulisannya langsung melalui dialog.
“Mas, bangun mas, gak kerja tah? Udah pagi loh! Mas, bangun!” suara itu lagi, selalu, tiap hari, tiap pagi, untuk sekian detik mengusik tidurku. Itu bukan suara istriku, aku belum menikah, aku belum ada calon malah. Itu suara alarmku setiap pagi. Suara wanita yang dulunya sekelas denganku, dan cukup akrab pula. Ia merekamnya untuk latihan akting dulu. Sekarang kupakai untuk pengganti ayam yang berkokok. Memang sengaja kusetel seperti itu, sebagai penghibur diri bahwa aku hanya laki-laki lajang yang entah kapan bertaut jodohnya. Demikian cuplikan dari cerpen yang ditulis oleh Agus G. Ahmad.
Kegiatan pelatihan menulis ini merupakan inisiatif dari Departemen Keilmuan dan Sumber Daya Insani PPI Maroko yang menjadi inisiator dengan berdirinya FLP Wilayah Maroko. Turut menghadiri agenda ini, Fakih Abdul Azis, Lc. selaku Ketua PPI Maroko.