FLP.or.id,- Dunia menulis yang kian berkembang ini adalah indikasi dari semakin ramainya kelahiran penulis baru dan tetap-eksisnya penulis lama, semakin bertambahnya jumlah penerbit buku, dan semakin mudahnya menerbitkan buku. Saat ini, novel lokal mesti bersaing ketat dengan maraknya novel impor. Bagaimana kita para penulis novel lokal harus bersikap?
Tips Menulis Novel
Tentu dengan tetap menulis, terus menulis dengan meng-upgrade kemampuan dan kualitas. Berikuut tipsnya:
1. Menulis yang Dekat & yang Jauh
Mulailah menulis dari dan tentang yang terdekat.’ Persis seperti apa yang dikatakan oleh J.K. Rowling. Tulislah hal yang akrab dengan kita, hal-hal yang ada di lingkungan kita atau sering kita lihat. Tujuannya adalah untuk memudahkan ide mengalir saat menulis. Tapi, perubahan zaman menuntut kita juga untuk menuliskan ‘yang jauh.’ Sebagai bukti bahwa kita tidak hanya bisa menulis yang mudah, tapi juga bisa menuliskan yang butuh perjuangan luar biasa. Sesuatu yang butuh pencarian data, riset mendalam, terjun ke lapangan, cek-ricek dengan rekan penulis atau ahli, hingga banyak waktu dan dana yang dikorbankan.
2. Sesuatu dari Perjalanan
Menjadi trend saat ini, menuliskan pengalaman perjalanan atau trip yang kita lakukan. Jadikan tempat yang kamu kunjungi sebagai setting novelmu. Konseplah bahkan sebelum tripmu dimulai, jika memungkinkan. Dan saat trip tersebut sedang berjalan, saatnya kamu mencari ide tentang tokoh dan alur yang pas di setting tersebut. Beberapa orang mungkin menuliskan apa yang mereka temukan dalam trip mereka, tapi kita layak mencoba untuk menuliskan apa yang kita cari dan rencanakan dalam trip yang akan kita lakukan.
3. Berani Cari Gara-gara
Berani menulis novel berani mencari masalah. Kalau istilah saya kepada audiens tentang hal ini, beranilah mencari gara-gara. Tidak ada konflik maka tidak akan menjadi tulisan. Jika pun ada tulisan tanpa konflik, tentu akan terasa ada yang kurang. Dalam novel, jangan ragu untuk merancang masalah besar, bahkan sejak di awal alias pembukaan cerita. Jangan terlebih dahulu menimbulkan rasa khawatir dalam diri sendiri bahwa permasalahan yang kita ciptakan dalam novel mungkin tidak akan bisa kita selesaikan.
4. Tampilkan Perbedaan
Jika selama ini kamu selalu menulis novel bersetting Jakarta, kali ini cobalah menulis dengan setting NTB, atau Maluku, misalnya. Jika selama ini tokohmu adalah orang-orang miskin yang selalu didera derita, cobalah menuliskan seseorang yang selalu bahagia dengan segala kelebihan yang ia punya, lantas akhirnya kebahagiaan sempurna itulah yang menjadikan hidupnya berujung konflik. Jika jutaan penulis telah menulis novel bertema cinta, tulislah juga novel dengan tema-tema yang sama—tema cinta yang memang tak pernah mati itu, tapi dengan format baru dan berbeda. Di mana perbedaannya? Pada setting yang jarang dipakai orang, pada tokoh dengan keanehan yang jarang dipilih orang.
5. Diksi yang khas.
Gunakan bahasa bertuturmu yang khas dan diksi-diksi baku namun hanya tersimpan rapi di KBBI selama ini. Pelajari banyak kata baru, kemudian ingat dan hafalkan, untuk kemudian akan sering kamu gunakan kembali dalam konteks dan konten yang tepat.
6. Membumbui Kisah Nyata
Selanjutnya adalah merekam sejumlah kisah nyata yang terjadi di sekitar kita, lantas mengambilnya sebagai inspirasi. Dari inspirasi yang menjadi ide tulisan tersebut kemudian kita olah sedemikian rupa agar lebih menarik. Selain menarik, konflik di dalam novelmu ini akan sesuai dengan perubahan zaman beserta segala fenomena peristiwa yang ada. Update.
7. Tetaplah Mencerahkan
Yang terakhir, sesuatu yang tak pernah luput dari isi novelmu adalah makna dan pencerahan. Ketika menuliskan proses dan terutama resolusi-resolusi yang ada dalam sepanjang kisah dalam novelmu, selalulah berpatokan pada nilai-nilai islami. Dengan ini, kisah dalam novel kita akan selalu membawa makna dan tentunya pencerahan bagi para tiap-tiap pembaca.
Demikianlah tujuh tips jitu menulis novel ala saya. Semoga bermanfaat.
Profil Penulis:
Azzura Dayana adalah aktivis FLP Sumsel yang juga merupakan anggota Dewan Pembina bagi organisasi pengaderan penulis di wilayah tersebut. Ia juga merupakan seorang pendidik, penjelajah alam, dan sebagai istri serta ibu dari dua orang putri. Kini menetap di Palembang. Lebih dekat dengannya bisa melalui ig @azzuradayana. NRA 002/D/004/007