SOLO-FLP Solo melaksanakan Rapat Kerja pada hari Ahad, 16 November 2025. Rapat kerja yang dihadiri langsung oleh Ketua dan pengurus FLP Solo ini membahas program kerja dari proker ketua, sekretaris, bendahara, kaderisasi, karya, dan humas.
Kegiatan yang berlangsung santai tersebut membahas evaluasi pelaksanaan program kerja satu tahun kepengurusan serta mempersiapkan langkah untuk menyambut satu tahun selanjutnya. Program kerja yang sudah dibuat di awal kepengurusan dievaluasi kinerjanya.
Kemajuan dan hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan program yang telah berjalan pun disampaikan sebagai bentuk apresiasi keberhasilan. Pembahasan ulang mengenai program kerja dan strategi untuk sisa periode yang sedang berjalan pun cukup panjang karena menyangkut dengan arah gerak organisasi FLP Solo. Dalam kegiatan ini pun turut dibahas cara meningkatkan koordinasi dan kerja sama tim, supaya langkah yang diambil dapat terus selaras, efektif, dan efisien.
Kegiatan yang diselenggarakan di Taman Balekambang ini berlangsung mulai pukul 10.00 WIB sampai pukul 14.00 WIB. Meskipun sempat diguyur hujan lebat, para pengurus tetap menyelesaikan kegiatan dengan sempurna.
FLP Solo juga berkomitmen untuk bisa terus aktif melahirkan karya-karya baru setelah kurang lebih empat tahun tidak menunjukkan karya dalam bentuk buku.
“Kami ada dua proyek menulis buku yang saat ini sedang dalam proses pengerjaan. Proyek pertama yaitu buku antologi dengan tema pengembangan diri. Proyek kedua yaitu buku antologi kumpulan cerpen”ujar Meta sebagai koordinator Divisi Karya.
Melalui kegiatan ini diharapkan FLP Solo dapat terus berkontribusi aktif dalam perkembangan literasi, khususnya di Kota Solo dan sekitarnya, salah satunya dengan menerbitkan karya.
Hal tersebut senada dengan pesan yang disampaikan oleh Ketua FLP Solo, Listyorini dalam sambutannya dijelaskan bahwa FLP sebagai organisasi kepenulisan menjadi media yang tepat dalam mewadahi aktivitas dakwah, terutama dakwah bil qalam.
“Dakwah melalui tulisan harus senantiasa menjadi pelecut semangat para anggotanya untuk terus senantiasa menyebarkan nilai-nilai kebaikan Islam melalui tulisan, baik dalam bentuk esai, artikel, cerita pendek, atau bahkan novel. Karya tulisan yang dikemas secara baik dapat menarik minat pembaca untuk berkumpul dan berdiskusi lebih lanjut,”ungkapnya.
Pena sebagai medium dakwah dapat menjadi jembatan yang efektif dalam menyampaikan pesan tanpa adanya kesan menggurui, khususnya dalam karya-karya tulisan fiksi. Pembaca dapat lebih terhubung dengan adanya karakter dan alur cerita bukan dengan fatwa atau dalil tertentu, sehingga pesan moral dapat disampaikan secara halus melalui pengalaman imajinatif.
Tidak hanya itu, lanjut Listyorini, melalui karya fiksi juga dapat dikorelasikan dalam konteks sosial masyarakat. Pemanfaatan cerminan realitas sosial dalam latar atau permasalahan cerita fiksi akan membuat pembaca lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Melalui hal tersebut juga, penulis dapat menyelipkan ajakan amar ma’ruf nahi mungkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran).
Selain penekanan pada karya, turut disampaikan pula kolaborasi kebaikan antara FLP Solo dengan sekolah-sekolah yang telah berjalan.
“Sampai saat ini, FLP Solo aktif bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk menjadi fasilitator kepenulisan. Fasil FLP Solo mendampingi siswa/i untuk menerbitkan karya bersama, mengikuti lomba, dan atau mengasah keterampilan dalam dunia kepenulisan,”tambahnya.
Hal ini juga merupakan salah satu langkah kecil yang menunjukkan kepedulian anggota FLP Solo dalam menumbuhkan jamur-jamur kebaikan mulai dari jenjang sekolah.
“Sampai saat ini ada beberapa lembaga pendidikan, mulai dari jenjang Sekolah Dasar hingga Menengah Atas yang berkolaborasi dengan FLP Solo untuk meningkatkan keterampilan menulis fiksi dan non fiksi,”pungkasnya. [NAB]